Senin, 25 Juni 2012

Catatan Kuliah : Komunikasi Nonverbal dalam Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi Nonverbal

Seperti kita ketahui, komunikasi manusia tidak hanya menggunakan simbol-simbol verbal melainkan juga simbol-simbol non verbal. Begitu juga halnya dalam komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-pesan nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan, terkadang malah menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut.

Sama halnya dengan bahasa verbal, pesan-pesan nonverbal pun terikat pada lingkungan budaya tempat komunikasi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam komunikasi antarpribadi yang banyak menggunakan pesan-pesan nonverbal, diperlukan juga pemahaman atas lingkungan budaya tempat kita berkomunikasi. Tanpa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai ada kemungkinan komunikasi nonverbal disalah artikan atau disalah tafsirkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis komunikasi nonverbal yang biasa kita pergunakan dalam kegiatan komunikasi kita sehari-hari. Komunikasi nonverbal ini pun sangat penting dipahami karena banyak dipergunakan dalam menampilkan atau menjaga citra seseorang. Dalam kampanye pemilihan presiden misalnya, seorang kandidat presiden harus menampilkan diri dengan sosok tertentu sebagai pesan nonverbal yang akan disampaikan pada calon pemilihnya. Dengan komunikasi nonverbal pulalah seorang guru menjelaskan materi pelajaran pada para siswanya selain menggunakan komunikasi verbal. Oleh karena komunikasi nonverbal pulalah, sinetron yang kita saksikan bisa lebih kita pahami maksudnya.




A. PENGERTIAN KOMUNIKASI NONVERBAL DAN BAHASA TUBUH

Dalam daftar istilah Cultural and Communication Studies, Sebuah Pengantar Paling Komprehensif dinyatakan, komunikasi nonverbal adalah ”semua eksprsi eksternal selain kata-kata terucap atau tertulis (spoken and written word), termasuk gerak tubuh, karakteristik penampilan, karakteristik suara, dan penggunaan ruang dan jarak (Fiske, 2004;281). Sedangkan Harris (1990:7) menyebutkan komunikasi nonverbal diacukan pada bahasa tubuh, seperti gerak-gerik tubuh. Pengertian yang lebih ringkas diberikan Jandt (1998:97) yang menyebut komunikasi nonverbal sebagai ”pesan yang disampaikan tanpa menggunakan kata-kata”. Namun, Jandt (1998:99) melihat pengertian komunikasi nonverbal ini secara sempit dan luas. Secara sempit komunikasi nonverbal sebagai ”penggunaan secara intensional seperti dalam penggunaan simbol nonlisan untuk mengkomunikasikan pesan tertentu”. Dari perspektif ini, komunikasi nonverbal merujuk pada tindakan sumber dan atribut-atribut yang tak sepenuhnya bersifat verbal. Sedangkan secara luas, menurut Jandt, komunikasi nonverbal mengacu pada unsur-unsur lingkungan yang dipergunakan manusia dalam berkomunikasi, seperti warna dinding tempat percakapan berlangsung.

Berdasarkan pengertian luas tersebut maka kita bisa membedakan dengan tegas antara komunikasi nonverbal dan bahasa tubuh. Namun, sebelum membahas lebih lanjut mengenai kaitan komunikasi nonverbal dan bahasa tubuh itu, kita akan melihat dulu pengertian bahasa tubuh. Secara sederhana bahasa tubuh dapat diartikan, ”penyampaian pesan nonlisan yang menggunakan kemampuan seluruh anggota badan untuk menyampaikan pesan”, seperti menggunakan gerak tubuh, mimik wajah, isyarat tangan dan jarak tubuh. Pease (1987) menyebut bahasa tubuh itu mencakup mulai dari isyarat tangan, isyarat mata, posisi tubuh hingga jarak yang dibangun antara dua orang yang berbicara.

Dengan demikian, kita bisa menyatakan, bahasa tubuh merupakan bagian dari komunikasi nonverbal. Dalam ungkapan yang lebih populer, bahasa tubuh merupakan komunikasi nonverbal, namun tidak semua nonverbal menggunakan bahasa tubuh. Oleh karena bisa saja komunikasi nonverbal itu menyampaikan pesan melalui warna dinding rumah, pakaian seragam yang digunakan atu merek dan jenis mobil yang dipilih.

B. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Jandt (1998:100-101) menyebutkan beberapa fungsi komunikasi nonverbal dalam komunikasi manusia, yaitu sebagai berikut.

1. Menggantikan pesan lisan, yang biasanya dilakukan bila situasi tak memungkinkan untuk menyampaikan pesan lisan. Misalnya, dalam kebisingan saat menyaksikan konser musik maka orang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat.

2. Menyampaikan pesan-pesan yang enak disampaikan secara lisan, adakalanya kita merasa sulit untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata dan merasa lebih nyaman menyampaikannya dengan menggunakan isyarat tanpa merasa menyinggung perasaan atau mempermalukan. Misalnya, sepasang ABG yang jatuh cinta merasa malu untuk menyatakan rasa cintanya secara verbal, namun mereka lebih mengungkapkannya dengan pandangan mata atau keadaan fisik.

3. Membentuk kesan yang mengarahkan komunikasi, ada saatnya kita mengelola kesan orang lain terhadap diri kita melalui pesan nonverbal. Misalnya, saat melamar kerja pada saat diwawancara kita mengenakan pakaian yang serapi dan sesopan mungkin.

4. Memperjelas relasi, mengingat pesan komunikasi itu mengandung isi dan informasi tentang relasi. Isi berkaitan dengan pokok yang disampaikan dalam pesan. Informasi relasi terkait dengan relasi di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Begitu informasi relasi sulit diumgkapkan secara verbal maka komunikasi nonverbal yang mengambil alihnya. Misalnya, untuk menunjukan ”akulah yang paling berkuasa disini” dengan menggenakan pakaian kebesaran atau simbol-simbol kekuasaan seperti jenjang kepangkatan.

5. Mengatur interaksi, ini terjadi, misalnya manakala kita terlibat dalam percakapan antarpribadi. Lawan bicara kita terus saja berbicara sehingga sepertinya tak memberikan kesempatan pada kita untuk berbicara. Kita mengangkat tangan yang menunjukan kita meminta waktu dan kesempatan unutk berbicara.

6. Memperkuat dan memodifikasi pesan-pesan verbal, isyarat-isyarat nonverbal dapat menjadi mata pesan yang mempengaruhi penyandibalikan (decoding) pesan. Misalnya, apabila kita menceritakan terjadinya tabrakan kereta api, kita menggunakan tangan kanan dan tangan kiri untuk menggambarkan tabrakan itu.

Komunikasi NOnverbal


      Sedangkan Wood (1994:152-155) menyebut ada 3 (tiga) fungsi komunikasi nonverbal, yaitu:
komunikasi nonverbal melengkapi komunikasi verbal;
komunikasi nonverbal mengatur interaksi;
komunikasi nonverbal membangun relasi tingkatan makna, yang pada dasarnya terdiri dari tiga dimensi-dimensi primer relasi tingkat makna, yaitu responsivitas, menunjukan suka-tidak suka, dan kekuasaan atau kontrol.

Dengan fungsi-fungsinya seperti sudah kita bahas tadi maka jelas komunikasi nonverbal merupakan salah satu bagian penting komunikasi manusia. Hubungan antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal berdasarkan fungsi-fungsi di atas, bisa menggantikan komunikasi verbal. Namun, yang terasa lebih banyak adalah saling menguatkan dan saling melengkapi antara komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Pesan-pesan yang disampaikan secara verbal diperkuat dan dilengkapi dengan pesan-pesan nonverbal. Sebagai contoh, perhatikan sajalah peminta-minta di jalan yang cara bicaranya memelas, berpakian lusuh, posisi badan membungkuk dan tangan dijulurkan sambil berbicara, ”Kasihaaaan, pak” atau ”kasihaaaaaaan, bu”.

Komunikasi verbal digantikan komunikasi nonverbal yang paling mudah kita temukan adalah rambu lalu lintas. Bisa dibayangkan apabila pak polisi harus menyampaikan secara verbal bahwa di ruas jalan ini kendaraan dilarang parkir, di lajur sebelah sana kendaraan dilarang berhenti. Kita tentunya akan membutuhkan sangat banyak polisi lalu lintas karena menyampaikan pesan-pesan seperti kepada pengguna jalan raya atau kalau rambu lalu-lintas tersebut bukan dalam bentuk komunikasi nonverbal melaikankan komunikasi verbal maka akan sangat besar ukurannya karena harus memuat tulisan yang cukup panjang dan berukuran besar agar bisa terbaca oleh pengguna jalan raya, seperti penunjuk arah tempat di jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar