1. Komunikasi
AntarPribadi
Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
individu-individu (Littlejohn, 1999).
Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua
orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti
suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang
muridnya, dan sebagainya.
Steward L. Tubbs
dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-ciri komunikasi
diadik adalah:
·
Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
·
Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara
simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi
antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai
alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan
kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita
komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan
paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun,
selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini
membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi
lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi
tercanggihpun.
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa
komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri;
atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
Ø
Persepsi interpersonal
Persepsi adalah
memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi.
Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang
berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal.
Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan
komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan
akan mengakibat kegagalan komunikasi.
Ø
Konsep diri
Konsep diri adalah
pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif,
ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi
masalah; b. Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian
tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e.
Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
1.
Nubuat yang
dipenuhi sendiri.
Karena setiap
orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila
seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan
berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik,
mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai
akademis yang baik.
2.
Membuka diri.
Pengetahuan
tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi
dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka
diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan
pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman
dan gagasan baru.
3.
Percaya diri.
Ketakutan untuk
melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang
aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk
menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
4.
Selektivitas.
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana
kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan
selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan
(penyandian selektif).
Ø Atraksi interpersonal
Atraksi
interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
1.
Penafsiran pesan dan penilaian.
Pendapat dan
penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan
rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia
secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat
karakteristiknya secara negatif.
2. Efektivitas komunikasi.
Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu
kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka.
Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita
tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari
komunikasi.
Ø Hubungan interpersonal
Hubungan
interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang
lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan
orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain
dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di
antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal
Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi
interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan
relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional
mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan
tersebut.”
Lebih jauh,
Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor dalam
komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik,
yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap
terbuka.
Sumber : http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-antarpribadi.html
Sumber : http://leapinstitute.com/article/keterampilan-komunikasi-antar-pribadi-sebuah-pengantar
1.Keterampilan Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pemindahan informasi dan
pengertian antara dua orang atau lebih, dimana masing-masing berusaha untuk
memberikan arti pada pesan-pesan simbolik yang dikirim melalui suatu media.
Dalam pengertian tersebut, Saya ingin menegaskan dua hal
tentang komunikasi. Pertama, komunikasi tidak hanya meliputi dua orang
atau lebih saja, tetapi juga melibatkan usaha mereka untuk mengerti
bagaimana berhubungan satu sama lain. Kedua, komunikasi menggunakan
simbol-simbol, yang dapat berupa gerak tangan, suara, huruf-huruf, angka-angka,
dan kata-kata yang mengungkapkan gagasan-gagasan yang dimaksudkan untuk
berkomunikasi.
Mengapa keterampilan komunikasi sangat penting bagi para
manajer? Sedikitnya ada dua alasan yang sangat penting, yaitu :
1) Komunikasi
merupakan pilar utama penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen. Proses
komunikasi memungkinkan para maanjer menunaikan tanggung jawab atas
tugas-tugasnya. Informasi harus dikomunikasikan kepada para pemimpin agar
mereka memiliki dasar untuk merencanakan. Perencanaan harus dikomunikasikan
kepada yang lain dalam rangkaian penyelenggaraan dan penyelesaian kegiatan.
Penyelenggaraan membutuhkan adanya komunikasi antar individu mengenai
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan. Pengendalian membutuhkan adanya
komunikasi antara pemimpin dan bawahan tentang bagaimana tujuan-tujuan kelompok
kerja dapat dicapai. Demikian pula, komunikasi secara lisan dan tertulis
merupakan bagian penting dalam pengawasan.
2) Komunikasi
merupakan kegiatan yang menyita sebagian besar waktu kerja para manajer. Para
manajer menggunakan sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi, baik dengan
jalan tatap muka maupun melalui tilpun. Apabila mereka sedang tidak melakukan
pembicaraan, mereka akan menulis atau mendiktekan catatan-catatan, surat-surat,
atau laporan-laporan. Kalau tidak, mereka harus membaca catatan-catatan,
surat-surat, atau laporan-laporan yang diterima. Dari penjelasan-penjelasan ini
tampak sekali ketergantungan fungsi-fungsi manajemen pada proses komunikasi.
ELEMEN KOMUNIKASI
Terdapat
delapan elemen yang menentukan efektivitas komunikasi, yaitu :
1) Pengirim,
orang-orang yang mengawali suatu komunikasi.
2) Penerima, orang-orang
yang melalui inderanya menerima pesan-pesan dari Pengirim.
3)
Encoding,
proses mengubah gagasan atau informasi
ke dalam rangkaian simbol atau isyarat. Dalam proses ini, gagasan atau
informasi diterjemahkan ke dalam simbol-simbol (biasanya dalam bentuk kata-kata
atau isyarat) yang memiliki kesamaan arti dengan simbol-simbol yang dimiliki
Penerima.
4) Pesan,
bentuk fisik dari informasi-informasi
atau gagasan-gagasan yang telah diubah oleh pengirim. Pesan biasanya diberikan
dalam bentuk-bentuk yang dapat dihayati dan ditangkap oleh salah satu indera
atau lebih dari penerima. Perkataan dapat didengar, tulisan tangan dapat
dibaca, dan isyarat-isyarat tangan dapat dilihat, dan sentuhan tangan dapat
dirasakan sebagai ancaman atau kehangatan. Pesan-pesan non-verbal merupakan
bentuk yang sangat penting terutama di dalam menekankan arti atau memberikan
reaksi-reaksi secara terbuka.
5) Decoding,
proses penterjemahan terhadap
pesan-pesan yang dikirim oleh Pengirim kepada Penerima. Proses ini dipengaruhi
oleh pengalaman-pengalaman masa lampau, penggunaan interprestasi yang bersifat
pribadi terhadap simbol-simbol atau isyarat-isyarat, harapan-harapan, dan
saling pengertian dengan Pengirim. Komunikasi lebih efektif dan efisien apabila
pesan yang diterjemahkan oleh penerima seimbang atau sesuai dengan pesan-pesan
yang dimaksudkan oleh Pengirim.
6) Channel,
cara/saluran/jalan pengiriman suatu pesan. Hal
ini seringkali dapat dipisahkan dari pesan. Agar komunikasi dapat berjalan
secara efisien dan efektif, Channel haruslah sesuai dengan pesan yang hendak
dikirim.
7) Noise,
faktor pengganggu jalannya komunikasi.
Munculnya gangguan ini bisa pada setiap tahap komunikasi.
8) Feedback
(umpan balik),
reaksi atau ekspresi Penerima terhadap
pesan-pesan yang telah diterimanya, dan dikomunikasikan kepada Pengirim. Dengan
adanya umpan balik, Pengirim dapat mengetahui sejauh mana pesan-pesan yang
telah dikirimnya bisa diterima oleh Penerima.
HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Para peneliti telah mengidentifikasikan sejumlah
hambatan-hambatan yang biasanya terjadi di dalam komunikasi antar pribadi,
sebagai berikut :
1. Mendengar
apa yang diharapkan akan didengar. Pengalaman-pengalaman masa lampau
mengarahkan seseorang untuk mendengarkan sesuatu hal yang memang diharapkannya.
Sebagai contoh, seorang pekerja yang telah terbiasa dikritik akan tetap merasa
dikritik meskipun atasannya mengungkapkan kata-kata yang bersifat memuji.
2. Mengabaikan
informasi-informasi yang bertentangan dengan yang diketahui. Apabila kita
mendengar pesan yang berbeda dengan pengertian kita terdahulu, kita cenderung
mengabaikan pesan itu daripada merubah gagasan kita atau mencari
penjelasan yang lain.
3. Mengevaluasi
sumber, arti yang kita tegaskan pada suatu pesan sangat dipengaruhi oleh
penilaian kita terhadap sumber.
4. Pengamatan
yang berbeda. Kata-kata, tindakan, dan kejadian- kejadian akan diamati
berdasarkan nilai-nilai individual dan pengalaman dari Penerima.
5. Tanda-tanda
non verbal yang tidak sesuai. Nada suara, ekspresi wajah, dan postur badan
dapat membantu atau mengganggu komunikasi.
6. Pengaruh
perasaan. Kehidupan perasaan yang mendominasi (misalnya marah, takut,
gembira dsb) akan mempengaruhi interprestasi terhadap pesan-pesan yang
diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar